TEMPO.CODan Jakarta – 3 berita terpenting dari Techno kemarin dimulai dengan informasi Gempa terakhir Pagi hari, gempa bumi kembali terjadi di Mentaway, Sumatera Barat. Sebelumnya, setidaknya terjadi dua gempa pada pekan ini, 17-18 November.
Infos artikel tentang meteorit yang jatuh di tengah Tapanuli, Sumatera Utara. Institut Penerbangan dan Antariksa Nasional (delapanIni memastikan pecahan meteorit itu berhasil menembus atmosfer bumi meski gagal mendeteksi peristiwa tersebut.
Baca juga:
Vaksin AstraZeneca Covid-19 memberikan harapan untuk melindungi para lansia
Tapi bukan peristiwa yang menarik lebih banyak berita baru-baru ini, tetapi 1,7 kilogram meteorit dibeli dan dijual. Seorang ekspatriat Amerika yang tinggal di Bali mengaku tahu persis harga jual beli dan mengoreksi isi pemberitaan bahwa angkanya Rp 200 juta atau bahkan Rp 25 miliar.
Berikut adalah 3 berita teknologi teratas kami kemarin,
1. Gempa baru-baru ini Dari Mentaway, suasana Padang kembali bergetar
Gempa berkekuatan 4,9 melanda Pulau Sibirot, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada Jumat dini hari, 20 November, sekitar pukul 01.10 WIB. Berdasarkan informasi dari situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Gempa terakhir Dari daerah yang telah diguncang beberapa kali itu berasal dari kedalaman 24 km.
Pusat gempa berada pada koordinat 1.45 Lintang Selatan (LS) dan 99.69 Bujur Timur (BT) atau di laut 68 km tenggara Pulau Sibirot. Gempa dirasakan di beberapa wilayah sekitar pulau hingga skala MMI III di Padang bahkan lebih lemah lagi di Basaman, Tanah Datar, hingga Agam.
Skala Mercalli adalah satuan ukuran kekuatan suatu gempa bumi, terutama jika tidak ada seismometer di tempat kejadian. Pada skala ketiga, rumah terasa benar-benar bergetar, seolah-olah ada truk yang lewat.
2. Meteor rock Miliaran Rupiah Dari Tabanoli, Ini Pernyataan Saksi Jual Beli
Hal tersebut dilontarkan Jareed Collins, warga negara Amerika yang tinggal di Bali, menanggapi maraknya kabar jual beli. Batu meteor (Meteorit atau meteor) seberat 1,7 kg dari Tabanoli tengah, Sumatera Utara. Batu tersebut kabarnya telah dibeli seharga Rp 200 juta dari pemiliknya dan kini dijual kembali oleh kolektornya dengan harga yang ditawarkan sebesar Rp 14,1 juta per gram, yang setara dengan total sekitar Rp 25 miliar.
Collins, yang menyebut dirinya penggemar meteorit – batuan utuh dari pecahan komet atau asteroid yang menembus atmosfer Bumi, membenarkan bahwa ia berangkat ke Sumatera Utara dan bertemu dengan Joshua Hutagalung, pemilik batu tersebut. Dia adalah perantara antara Joshua dan pembeli yang dia sebut sebagai rekannya di Amerika Serikat.
Baca juga:
Tiga meteor sedang menuju ke Bumi, dan salah satunya meledak di New York
Collins mengaku dihubungi dan dimintai bantuan dari rekannya pada 7 Agustus 2020, namun membantah bahwa rekannya itu bernama Jay Piatek seperti diberitakan dalam pemberitaan. Bahkan dengan harga Rp 200 juta seorang rekan membayar Joshua. Nomor yang dia sebutkan benar-benar salah dan tidak akurat – meskipun Joshua menyebutkannya dalam berita.
3. Meteor rock Terletak di Tabanoli, yang tidak ditemukan Laban
meteor Dari Tabanoli, Sumatera Utara dijual Rp 200 juta. Batu seberat 1,7 kilogram, yang dijual seharga 1,4 juta rupee per gram, telah dikonfirmasi sebagai meteorit – bagian dari asteroid atau komet yang mampu menembus atmosfer bumi.
Ilustrasi asteroid. Kredit: PA / AOL
Itu dikonfirmasi sebagai meteor oleh para peneliti di Pusat Ilmu Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto. “Lapan memastikan benda ini adalah meteor, berdasarkan gambar yang beredar selama beberapa bulan,” katanya saat dihubungi, Jumat, 20 November 2020.
Baca juga:
Menambahkan pantauan Gunung Merapi yang akurat, BNPB menyediakan helikopter
Rorum sayang berkata, delapan Meteor gagal mengungkap kecelakaan saat meteorit jatuh di rumah Joshua Hutagalong di Desa Satahi Nauley, Provinsi Kolang, di tengah Kabupaten Tabanuli. Dia menjelaskan bahwa di daerah tempat hasil ditemukan, tidak ada kamera langit yang berfungsi.