Jakarta, KOMPAS.com – gitaris legendaris Eddie Van Hallen Ia membuat para penggemar musik berduka atas kepergiannya Selasa pagi (10/6/2020) waktu setempat.
Nama lengkap pemiliknya, Edward Ludwijk Van Halen, meninggal dunia pada usia 65 tahun.
Kematian Eddie Van Hallen diumumkan langsung oleh putranya, Wolf Van Hallen.
Baca juga: Mantan istri Eddie Van Hallen memberi hormat yang menyentuh
Berikut fakta kematian Eddie Van Hallen yang dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber:
1. Menggigit kanker
Kesehatan Eddie Van Hallen terus merosot akibat kanker.
Eddie Van Hallen didiagnosis dengan ini Kanker tenggorokan Selama bertahun-tahun.
“Dia telah menderita kanker tenggorokan selama bertahun-tahun, tetapi penyakit itu telah menyebar,” kata seorang sumber.
Baca juga: Obituari: Eddie Van Halen, Mozart Rock Berdarah Indonesia
Jauh sebelum dia terjangkit kanker tenggorokan, atau tepatnya pada tahun 2000, gitaris band rock Van Hallen menderita kanker lidah.
Namun, setelah dua tahun kanker ini berhasil diangkat.
Pada 2011, kankernya kembali dan menyebar lebih ganas ke tenggorokannya.
” kanker Ini seperti kecoa. “Saya menjadi lebih galak setelah muncul lagi,” kata Van Halen dalam sebuah wawancara.
Baca juga: Musisi yang berduka mengingat kepergian Eddie van Halen
2. Kondisi menurun dalam 3 hari
Kesehatan Eddie Van Hallen merosot drastis dalam waktu tiga hari.
TMZ melaporkan bahwa kanker Eddy Van Hallen telah menyebar ke otak.
Meski dalam masa karantina epidemi Covid-19, pihak keluarga sangat menjaga kondisi kesehatan Eddie Van Hallen.
Seorang sumber mengatakan: “Selama karantina, semua orang di sekitar Eddy lebih berhati-hati tentang kesehatannya dan keluarganya benar-benar melindunginya.”
Baca juga: Sekilas Eddie Van Hallen, rocker legendaris Putra Bremboan Rangkaspetung
3. Ibunya berasal dari Rangkasbitung
Eddie Van Halen tidak merahasiakan fakta ibunya berasal dari Rangkaspetung, Banten, Indonesia.
Saat itu, ayah Eddie, Jan Van Halen, bertemu dengan Eugenia Van Beers di Indonesia.
Eugenia sendiri merupakan hibrida Indonesia-Belanda yang lahir pada tanggal 21 September 1914 di Rangkaspetung.
Jan akhirnya menikah dengan Eugenia dan membawanya ke Amsterdam untuk memulai kehidupan rumah tangga mereka.
“Penggemar budaya pop. Penggemar bir. Penginjil bacon amatir. Penggemar TV yang ramah hipster. Pemikir. Pecandu perjalanan.”