Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah Rapid Count dalam pemilihan presiden (Pilpres) mengumumkan bahwa Joe Biden mengungguli Donald Trump. Tapi Gedung Putih sudah mempersiapkan masa jabatan kedua Donald Trump.
Hal tersebut dilaporkan oleh Peter Navarro, penasihat komersial Presiden Donald Trump, dalam wawancara dengan Fox Business Network, AFP melaporkan Minggu (15/11/2020).
“Di sini, di Gedung Putih, kami bergerak maju dengan asumsi bahwa Trump akan menjadi presiden untuk masa jabatan kedua,” katanya.
The New York Times, CNN, Politico, ABC dan stasiun televisi lain yang membuat statistik cepat mengumumkan bahwa Joe Biden memenangkan pemilihan presiden 2020 setelah mengumpulkan 306 suara elektoral dan 232 suara elektoral untuk Trump. Minimal untuk memenangkan pemilu AS adalah menguasai 170 suara elektoral.
Akibatnya, Trump dan tim kampanyenya telah mengajukan tuntutan hukum di beberapa negara bagian, dengan tuduhan kecurangan pemilu, meskipun mereka tidak memberikan bukti apa pun.
“Yang kami cari di sini adalah surat suara yang dapat diverifikasi, surat suara yang diautentikasi, dan investigasi penipuan berdasarkan pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh para saksi,” kata Peter Navarro.
Pada Kamis (11/12/2020), seorang pejabat tinggi pemilu AS di tingkat federal dan negara bagian mengatakan bahwa “tidak ada bukti” bahwa pelanggaran dalam pemungutan suara mungkin telah dirusak. Sebagian besar pemimpin dunia memberi selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya.
(Roy / Roy)
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”