Jakarta, CNBC Indonesia – Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (Tentara Pembebasan Rakyat / Tentara Pembebasan RakyatSaat ini dikatakan sebagai salah satu armada amfibi terbesar dan tercepat di dunia.
Armada dilaporkan menjalani serangkaian tes sebelum ditugaskan di Laut China Selatan (SCS) sehubungan dengan eskalasi aktivitas AS (AS) di perairan tersebut.
Berdasarkan laporan yang diperoleh Newsweek, pada Sabtu (26/12), Type 075 kedua yang dipesan oleh Beijing digambarkan meninggalkan Galangan Kapal Hudong-Zhonghua di Shanghai dalam perjalanan ke Laut China Timur untuk uji coba pertamanya pada Selasa (22/12). / 2020), atau sebelum perayaan Natal.
Menurut laporan Center for Strategic and International Studies (CSIS) tahun 2019, kapal amfibi 075 ini dapat membawa 30 helikopter tempur dan 900 tentara.
Tetapi beberapa analis militer juga mengatakan bahwa Beijing berencana meningkatkan kapal untuk menampung pesawat tempur.
Selain itu, menurut surat kabar militer China Global Times, kemampuan kapal untuk menenggelamkan dek bawah pasti akan memudahkan China untuk mengirimkan armada pendaratan di banyak pulau kecil dan atolnya.
Ini, menurut beberapa analis, ditujukan langsung ke Amerika Serikat, yang meluncurkan operasi besar-besaran yang dirancang untuk menghentikan ekspansi teritorial Beijing ke lautan yang kaya akan hasil alam ini.
Dalam perkembangannya, terjadi beberapa konflik kecil antara armada kedua negara.
Tentara Pembebasan Rakyat baru-baru ini mengklaim bahwa mereka “memimpin” USS John McCain dari perairan yang disengketakan di Kepulauan Spratly. Pentagon dengan keras membantah tuduhan itu.
LCS memiliki kepentingan ekonomi yang sangat besar. Lautan ini adalah sepertiga dari jalur perdagangan global, senilai sekitar 3 miliar USD, dan juga rumah bagi cadangan minyak dan gas yang besar.
Cina menyumbang 90% dari lautan ini, tetapi Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim sebagian darinya.
(Kantung tas)
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”