Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob (kiri) dan Presiden Indonesia Joko Widodo (kanan) mengadakan konferensi pers bersama usai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman tentang Ketenagakerjaan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia di Istana Merdeka Bertepatan dengan kunjungan kerja perdana menteri Malaysia ke Indonesia pada 1 April 2022. – Bernama photo
KUALA LUMPUR (2 April): Kesepakatan yang dicapai Malaysia dan Indonesia untuk terus bekerja sama mengangkat status Bahasa Melayu akan meningkatkan peluang menjadikannya sebagai bahasa Asean dan internasional.
Ketua Dewan Gubernur Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Prof Datuk Seri Dr Awang Sariyan mengatakan, karena Bahasa Melayu yang memiliki sekitar 300 juta penutur, juga digunakan di Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand, Filipina, Kamboja, Laos, Vietnam. , Daftar Myanmar dan Timor.
Usulan Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob merupakan kelanjutan dari upaya yang telah dimulai selama puluhan tahun di tingkat daerah dan Indonesia telah menjadi sahabat dalam memperjuangkan perjuangan selama hampir 50 tahun.
“Upaya untuk menyatukan negara-negara kawasan Asean melalui bahasa sangat berarti,” katanya dalam sebuah pernyataan, di sini hari ini.
Kemarin, Ismail Sabri dikabarkan mengatakan akan terus melakukan upaya untuk mengangkat status Bahasa Melayu, yang suatu saat bisa menjadi bahasa Asean.
Perdana menteri juga mengatakan bahwa kedua negara telah sepakat untuk menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa komunikasi di setiap konferensi internasional.
Sementara itu, Awang Sariyan mengatakan upaya menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa resmi Asean membutuhkan dukungan kuat dari semua negara berbahasa Melayu. – Bernama
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”