TEMPO.CODan Bandung – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa tersebut disebabkan oleh Gempa bumi Di Filipina sampai wilayah Indonesia. Gempa berkekuatan 7,1 magnitudo itu terjadi pada Kamis dini hari, atau 00:46:15 WIB.
Getaran sangat terasa di wilayah Davao di Mindanao, Filipina selatan, dan mencapai skala V-VI dari intensitas Mercalli yang dimodifikasi (MMI). Di Indonesia, gempa dirasakan pada skala 3 sampai 4 Modified Mercalli Intensity (MMI) di Kepulauan Talud dan pada skala 2 dan 3 di Sangehe dan Bitung di Sulawesi Utara.
Pusat gempa berada di laut, pada 6,45 ° LU dan 126,73 ° BT, atau 63 km timur Bundaguitan, Filipina, atau 270 km utara Melonguan, Kepulauan Talud. Itu dianggap sebagai gempa dangkal dengan kedalaman 44 km.
“Ini akibat aktivitas di zona subduksi Lempeng Laut Filipina di Zona Subduksi Raksasa,” kata Daryono, koordinator mitigasi gempa dan tsunami badan tersebut, dalam keterangan tertulis, Kamis.
Berdasarkan hasil analisis, dipicu oleh kesalahan dorong dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hingga pukul 06.00 WIB, tercatat ada 8 gempa susulan dengan minimal 4,1 dan maksimal 5,3.
Menurut Dariono, ada banyak catatan gempa kuat dan merusak di Filipina Zona subduksi lempeng laut yang juga mempengaruhi Indonesia. Mereka melanda Kepulauan Talud pada 23 Oktober 1914 (M 7.4), Halmahera pada 27 Maret 1949 (M 7.0), Talaud pada 24 September 1957 (M 7.2), Halmahera Utara dan Morotai pada 8 September 1966 (M 7.7), Kepulauan Taloud pada tanggal 30 Januari 1969 (M 7.6), Maluku Utara dan Morotai Morotai pada tanggal 26 Mei 2003 (M 7.0).
Baca juga: Gempa 7,1 m melanda Sulawesi Utara Melongwan
Anwar Al-Soudi (Kontributor)