Penurunan tersebut harus memotivasi (kami) agar makanan dan minuman Indonesia dapat diterima dan berpotensi meningkatkan pangsa pasarnya di China.
Beijing (ANTARA) – Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan China sebesar US$1,12 miliar selama periode Januari–April tahun ini.
Selama periode tersebut, ekspor Indonesia ke China mencapai US$22,74 miliar, sedangkan impornya dari ekonomi terbesar kedua dunia itu mencapai US$21,62 miliar.
“Akibatnya, Indonesia mencatat surplus perdagangan US$1,12 miliar dengan China,” kata Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun, Selasa.
Selama periode tersebut, perdagangan bilateral antara kedua negara membengkak 34,36 persen YoY hingga menyentuh US$44,36 miliar.
Namun, ekspor makanan dan minuman olahan Indonesia ke China pada empat bulan pertama 2022 turun 23,17 persen menjadi US$1,46 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$1,90 miliar.
Duta Besar mengaitkan penurunan tersebut dengan peraturan baru Administrasi Umum Kepabeanan China (GACC) tentang impor makanan olahan, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2022.
Berita Terkait: Mendag Luncurkan Platform Digital untuk Dorong Ekspor ke China
Pemberlakuan aturan baru tersebut menghambat proses bongkar muat barang asal Indonesia di beberapa pelabuhan di China karena tidak memenuhi persyaratan GACC.
“Penurunan tersebut harus memotivasi (kami) agar makanan dan minuman Indonesia dapat diterima dan berpotensi meningkatkan pangsa pasarnya di China,” ujarnya.
Peraturan tersebut mewajibkan produsen makanan dan minuman olahan asing untuk mendaftarkan fasilitas produksinya ke GACC sebelum mengekspor produknya ke China.
Berita Terkait: Defisit perdagangan Indonesia dengan China anjlok 47,99 persen
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”