MPP bisa menjadi warisan dari kepala daerah (saat ini). Meskipun mungkin ada kendala (menghadapi) mengenai tempat, anggaran, dan sistem (dalam penyusunan MPP), tetapi hal itu dapat diatasi melalui inovasi.
Bogor, Jawa Barat (ANTARA) – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mendorong seluruh kabupaten dan kota untuk memasukkan pendirian pusat pelayanan publik (MPP) sebagai bagian dari program prioritas mereka untuk mengintegrasikan pelayanan publik.
Hal itu disampaikan Menkeu saat mengunjungi Graha Tiyasa MPP Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Jumat.
MPP pertama kota ini memberikan pelayanan publik yang hampir lengkap, sehingga akan menjadi acuan bagi pengembangan MPP di daerah lain, ujarnya.
“MPP merupakan kepedulian Kementerian PANRB untuk mendorong (pelaksanaan) pelayanan terpadu, dan kita berharap (nanti) ada layanan sosialisasi OSS (Online Single Submission) di sini, karena belum semua masyarakat paham atau tahu. apa itu OSS,” ujarnya.
Menkeu menilai keberhasilan pengoperasian MPP sangat bergantung pada inovasi dan kreativitas pemerintah daerah.
Ke depan, pihaknya akan memasukkan keberhasilan implementasi MPP sebagai salah satu aspek yang dipertimbangkan dalam memberikan insentif kepada pemerintah daerah.
Saat ini, 67 MPP tersebar di seluruh Indonesia, dan diharapkan akan lebih banyak lagi MPP yang akan diresmikan.
Berita Terkait: Menteri Karnavian minta daerah bangun pusat pelayanan publik
“MPP ini bisa menjadi warisan dari kepala daerah (saat ini). Walaupun mungkin ada kendala (menghadapi) tempat, anggaran, dan sistem (dalam penyusunan MPP), tetapi bisa diatasi melalui inovasi,” kata Anas.
Ia mencatat, inovasi yang dilakukan Pemkot Bogor dalam pembukaan MPP tersebut adalah melalui kerjasama program corporate social responsibility (CSR) serta penyiapan lokasi yang strategis untuk fasilitas tersebut.
Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah mengatakan, kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan di MPP mengalami peningkatan, karena fasilitas tersebut telah mendapatkan predikat A sebanyak dua kali berturut-turut.
“Pelayanan tersebut dilakukan secara konsisten, karena lembaga-lembaga di MPP memberikan pelayanan satu atap kepada masyarakat,” ujarnya.
Dikatakannya, saat ini Pemkot Bogor sedang mempertimbangkan apakah perlu membuka MPP baru, karena MPP yang sudah ada mudah diakses oleh masyarakat.
Berita Terkait: 508 mal layanan publik akan selesai pada 2024: VP
Berita Terkait: KSP dorong pembangunan Mal Layanan Umum di 514 kabupaten, kota
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”