JAKARTA (Reuters) – Indonesia memperkirakan curah hujan lebih dari normal akan berlanjut tahun ini, meskipun jumlahnya akan lebih rendah dari yang tercatat pada tahun 2021, kata Badan Meteorologi Indonesia.
Badan tersebut mengatakan Senin malam bahwa sektor pertanian dapat mengambil manfaat dari curah hujan yang lebih tinggi, tetapi memperingatkan masyarakat untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak dari potensi bencana seperti badai, banjir dan tanah longsor.
Sektor pertambangan dan pertanian yang menguntungkan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh cuacanya.
Hujan lebat tahun lalu – 70% hingga 100% lebih dari tingkat normal – menyebabkan gangguan di wilayah pertambangan batu bara utama di Indonesia dan menyebabkan pejabat pemerintah memperkirakan produksi batu bara. https://reut.rs/3HWbKwG kurang dari targetnya.
Presiden BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hujan 2.500 mm diperkirakan hingga 2022, dengan wilayah Sumatera, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua terpengaruh.
Curah hujan akan berada di atas level normal dari Januari hingga Oktober dan akan turun di bawah level normal pada November dan Desember, tambah Duikorita.
Pj Wakil Presiden Klimatologi Oribe Hariuku mengatakan Indonesia akan melihat kondisi ringan di La Nina pada paruh pertama tahun ini, dengan pola cuaca netral di paruh kedua. (Laporan tambahan oleh Bernadette Cretina Monta; Penulisan: Fatah Ongko; Penyuntingan oleh Martin Petty)
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”