Jakarta (ANTARA) – Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan memastikan sarana, prasarana, dan fasilitas pelabuhan di wilayah Maluku dalam kondisi baik dan aman pascagempa M7,5 di Maluku yang melanda pada Selasa pagi.
“Berdasarkan laporan dari Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Maluku, pascagempa, pelabuhan dan sarana bantuan navigasi (SBNP) di wilayah tersebut aman,” kata Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Arif Toha di Jakarta. pada hari Selasa.
Toha mengimbau jajarannya yang berada di lokasi terdampak gempa untuk tetap waspada dan waspada terhadap gempa susulan yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Dia juga menginstruksikan mereka untuk terus melakukan pengawasan dan pengecekan kerusakan pascagempa di pelabuhan.
“Saya minta kepada seluruh kepala UPT di Maluku untuk tetap waspada dan siaga. Mereka harus siap membantu jika diperlukan fasilitas pelabuhan untuk proses evakuasi atau penyaluran bantuan,” kata Toha.
Ia mengatakan, saat ini pelayanan angkutan laut juga sudah berjalan normal, namun petugas harus tetap waspada dan mengutamakan keselamatan pelayaran.
Selain itu, ia mengimbau kepada seluruh kepala UPT di wilayah Maluku untuk menginformasikan kondisi terkini di lapangan dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait di Maluku agar dapat bergerak cepat dan mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
UPT Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di wilayah Maluku berjumlah 16 UPT dan 10 UPT di Maluku Utara.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan KP. 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, wilayah Maluku memiliki total 68 pelabuhan, sedangkan wilayah Maluku Utara memiliki 60 pelabuhan.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada pada koordinat 7,37° Lintang Selatan (LS); 130,23° Bujur Timur (BT), atau tepatnya, terletak di laut pada jarak 136 km barat laut Maluku Tenggara Barat, Maluku, pada kedalaman 130 km.
BMKG menyimpulkan gempa tersebut terjadi akibat aktivitas subduksi di Laut Banda. Berdasarkan hiposenternya, gempa tergolong kategori sedang, dengan mekanisme gempa berupa gerakan ke atas (sesar dorong).
Berita Terkait: ‘Pulau’ terlihat di dekat Kepulauan Tanimbar setelah gempa 7,5M
Berita Terkait: Sesar Lempeng Laut Maluku Penyebab Gempa Halmahera Barat: BMKG
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”