Kuwait Kota, KOMPAS.com – Kabinet Pemerintah Kuwait Emir baru akan dilantik setelah kematian Syekh Sabah Al-Ahmad pada Selasa (29/9/2020) di Minnesota (Amerika Serikat).
Khalifa Sabah Sheikh Al-Ahmad adalah saudara tirinya. Syekh Nawaf Al Ahmad Al Sabah.
Selain sumpah, Syekh Nawwaf dimuat di Lembaran Berita Resmi Aljazeera Jenazah Sabah, Syekh, yang diperkirakan akan tiba di ibukota Kuwait, akan diterima pada Rabu malam.
Baca juga: Berita duka atas meninggalnya Emir Kuwait, Syekh Sabah Al-Ahmad
Menurut pengadilan kerajaan, penguburan akan dibatasi untuk kerabat pangeran – sebuah langkah yang mungkin dilakukan untuk menghindari kerumunan besar di tengah pandemi virus corona.
Pemimpin Kuwait yang baru, Putra Mahkota Sheikh Nawaf, 83, dilantik sekitar pukul 08:00 waktu setempat dalam sidang Dewan Menteri Nasional. Negara Teluk memulai periode berkabung nasional selama 40 hari.
Sheikh Sabah memiliki reputasi sebagai pemimpin terkemuka yang membantu membimbing negaranya melalui invasi Irak tahun 1990, jatuhnya pasar minyak global, dan kekacauan di Parlemen dan di jalanan.
Para pemimpin dunia dan Kuwait sama-sama memuji warisan almarhum Emir, arsitek kebijakan luar negeri modern negara itu dan mediator dalam beberapa krisis terburuk di kawasan Teluk.
Baca juga: Belalang dan larva membantu ketahanan pangan di Kuwait, inilah kebenarannya
Kuwaiti Bandar Al-Dahani mengatakan kepada media Prancis bahwa pria ini adalah katup pengaman bagi dunia Arab, bukan hanya untuk Kuwait. Agen Pers Prancis.
Dia menambahkan, “Insya Allah, putra mahkota, Sheikh Nawaf, akan menjadi baik, dan dia akan berjalan di jalan Pangeran.”
Sheikh Nawaf sendiri memegang posisi tinggi beberapa dekade yang lalu, saat dia menjabat sebagai presiden Kuwait menghadapi dampak krisis virus Corona, yang menyebabkan penurunan tajam harga minyak dan konsekuensi ekonomi yang mengerikan bagi negara-negara Teluk.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan almarhum Syekh Sabah adalah simbol kebijaksanaan dan kemurahan hati yang luar biasa, pembawa pesan perdamaian dan pembangun jembatan.
Bulan ini, Presiden AS Donald Trump menganugerahi American Order of Merit, gelar Panglima Tertinggi, kepada Sheikh Al-Sabah.
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”