Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (ANTARA) – “Suara Ajaib” sasando for the World,” sebuah konser musik yang melibatkan seribu sasando (alat musik petik tradisional) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Ada seribu orang (yang memainkan sasando). Latihannya lebih dari dua bulan di Kupang,” kata music director Izhu Nisnoni usai konser di kota Waterfront Labuan Bajo, Rabu malam.
Itu sasando Pemainnya adalah pelajar dari Nusa Tenggara Timur. Dalam formasi yang rapi, mereka memainkan seribu sasandodidampingi oleh penari dari Komunitas Sanggar Latasga Helong dan peragaan busana oleh para pemuda provinsi.
Itu sasando adalah alat musik petik tradisional yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Seiring waktu, dua jenis sasando telah mulai digunakan: tradisional dan listrik.
Pengetahuan lokal yang terkait dengan instrumen tersebut melibatkan seorang Sangguana, yang terdampar di Pulau Ndana dan jatuh cinta dengan putri raja. Untuk menerima cintanya, raja memberikan syarat: Sangguana harus membuat alat musik yang unik. Instrumen inilah yang kemudian disebut sasando.
Berita Terkait: Penampilan Sasando Pikat Delegasi Pertemuan Sherpa G20 ke-2
Itu sasando pertunjukan pada hari Rabu dihadiri oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM).
Itu sasando dimainkan dengan 10-12 lagu medley yang sangat cocok dengan suasana malam tropis Labuan Bajo.
Festival 1000 Sasando membuat rekor MURI, dan penghargaan tersebut diserahkan oleh Jaya Suprana, pendiri MURI, kepada ketua Dewan Kerajinan NTT, Julie Sutrisno Laiskodat.
Selain itu, penghargaan juga diserahkan kepada Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu.
Menanggapi klaim negara asing atas sasando Sebagai alat musik tradisionalnya beberapa waktu lalu, Nisnoni mengatakan perlunya generasi muda melestarikan warisan budaya lokal.
Konser pada hari Rabu ditutup dengan pesta kembang api dan musik lokal.
Berita Terkait: WIPO mengakui sasando sebagai kekayaan intelektual Indonesia
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”