TEMPO.CO, Jakarta – Menko Polhukam Mahfud MD menepis kicauan Benny Wenda – Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) – yang menyerukan pembebasan Gubernur Papua Lukas Enembe. Lukas ditangkap atas tuduhan korupsi dan diterbangkan ke Jakarta untuk diperiksa Selasa lalu, 10 Januari 2023.
Tokoh pembebasan Papua itu mengklaim, mata pencaharian gubernur dalam bahaya besar dan membutuhkan perawatan kesehatan.
Kami tidak memperhatikan Benny Wenda. Terserah dia mau ngomong apa,” kata Mahfud MD di Istana Negara, Jumat, 13 Januari 2023. “[Enembe’s arrest] sudah sesuai dengan undang-undang. Kami dikritik seolah-olah kami takut pada Lukas Enembe dan komplotannya,” imbuhnya.
Enembe diduga terlibat dalam sejumlah kasus korupsi yang melibatkan beberapa proyek konstruksi di Papua. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya melakukan penangkapan terhadap gubernur tersebut setelah mendapat informasi bahwa politisi Partai Demokrat tersebut berniat kabur ke luar negeri.
Gubernur Papua itu tidak hadir dalam dua panggilan KPK sebelum ditangkap. Sesampainya di Jakarta, Lukas sempat dirawat di RSPAD Jakarta sebagai tersangka.
Apalagi, Mahfud MD menyebut Lukas Enembe memiliki ratusan pendukung — yang awalnya menghambat penangkapannya — namun akhirnya ditangkap di sebuah restoran di Papua. Usai penangkapannya, situasi di wilayah itu diklaim terkendali.
“Semua orang, setiap tokoh lokal, tokoh masyarakat adat, [agreed] bahwa hukum harus ditegakkan,” kata Mahfud.
Namun, Mahfud mengatakan pihak berwajib tidak akan mengusut dugaan hubungan antara Lukas Enembe dan Benny Wenda, menyusul permintaan publik Benny di Twitter.
“Tidak. Itu masalah politik, bukan masalah korupsi. Tidak ada kaitannya dengan Benny Wenda. Urusan separatis lain soal,” kata Mahfud.
Klik di sini untuk mendapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”