Saya menghimbau kepada seluruh pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan data
Jakarta (Antara) – Wakil Presiden Marouf mendesak Sekretaris Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melakukan pemutakhiran data penduduk miskin ekstrem di provinsi tersebut guna melaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan Ekstrim pada 2022 hingga 2024.
“Saya menghimbau kepada seluruh pemangku kepentingan untuk terus memperbaiki data. Dengan demikian, data yang lebih akurat dapat kita gunakan untuk melaksanakan program-program kita pada tahun 2022-2024,” ujarnya dalam keterangan yang diterima dari Kantor Pers, Informasi Publik, dan Komunikasi Wakil Presiden. Sekretariat ada di sini pada hari Senin.
Dia menjelaskan, pemerintah menargetkan nol persen kemiskinan ekstrem di negara itu pada akhir 2024 dan berupaya mengangkat 20 persen orang miskin dari kemiskinan ekstrem pada 2021, 35 persen pada 2022 dan 2023, dan sisanya pada 2024.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini 10,86 juta orang Indonesia – atau sekitar 4 persen dari total populasi – hidup dalam kemiskinan ekstrim, yang didefinisikan oleh Bank Dunia sebagai hidup dengan kurang dari $1,90 (INR 27,709,60) per kepala. orang sehari.
Oleh karena itu, kata Wapres, pemerintah menargetkan nol persen kemiskinan ekstrem di provinsi Sumba Timur, Tinga Timor Selatan, Rot Ndao, Sumba Tengah, dan Manggarai Timur tahun ini.
Dia mencatat ada 212.672 jiwa dari total 89.410 keluarga yang hidup dalam kemiskinan ekstrem di lima provinsi tersebut.
Amin juga meminta pemkab memperbaharui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kemensos yang menjadi dasar pemberian bantuan tambahan kepada masyarakat pada 2021.
“Kami menggunakan DTKS sebagai dasar pembelanjaan program sembako. Sedangkan program bantuan tunai desa akan disalurkan sesuai daftar yang disiapkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Kementerian Imigrasi,” ujarnya.
Mengomentari data yang ditemukan, Wakil Presiden Amin mengatakan belum sempurna. Ia menambahkan, meski sedang diperbaiki, pemerintah akan tetap menggunakan data yang ada untuk mencapai target Program Pengentasan Kemiskinan Ekstrim pada 2021.
Berita Terkait: NTT harus mendorong produksi pertanian untuk mengentaskan kemiskinan: VP
Berita Terkait: NTT harus melaksanakan program kontekstual untuk mengakhiri kemiskinan ekstrim: Amin
Berita Terkait: Kunci data tingkat desa untuk memberantas kemiskinan ekstrem: Menteri
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”