TEMPO.CO, Jakarta – Pengamat politik dari Yayasan Lingkar Madani, Ray Rangkuti, Rabu mengatakan, seharusnya parpol sudah mempertimbangkan untuk mengajukan calon presiden alternatif untuk mencalonkan diri pada 2024. pemilu Presiden. Ia menilai hal itu perlu dilakukan untuk membantu menjawab tantangan perkembangan masa depan di Indonesia.
Ray menjelaskan, wacana calon presiden alternatif akan mendorong perbaikan pemilihan presiden, yang merupakan soal adu gagasan. Ia juga menilai ada tanda-tanda kebosanan publik terhadap tokoh-tokoh yang sudah populer seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
“Capres alternatif bukan hanya sosok yang populer, tapi sosok yang punya ide dan dikaitkan dengan isu dan substansi tertentu. Misalnya di bidang kemandirian ekonomi ada Rizal Ramli, di bidang pengembangan teknologi ada. Ilham Habibie, dan di bidang demokrasi ada Jimly Asshiddiqie,” kata Ray Rangkuti saat mengikuti diskusi ‘Mencari Calon Presiden Alternatif & Membaca Arah Koalisi’ pada 31 Agustus.
Ia menilai masyarakat tidak perlu ragu untuk menuntut tokoh politik dan parpol untuk fokus pada tantangan pembangunan Indonesia pasca 2024.
Lebih lanjut, Ari Nurcahyo dari Para Syndicate mengatakan calon presiden alternatif adalah sosok yang dapat membuka perspektif bahwa seleksi, popularitas, dan akseptabilitas hanyalah salah satu variabel dalam menentukan seorang calon presiden. Ia juga menyatakan, nama-nama calon presiden alternatif masih bisa dimunculkan mengingat perlunya upaya penguatan substansi dan kepentingan publik pada Pilpres 2024.
Sementara itu, Manajer Litbang Kompas Toto Suryaningtyas mengatakan studi lembaganya dari Januari hingga Juni tahun ini, nama-nama populer seperti menteri pertahanan saat ini yang telah beberapa kali mencalonkan diri sebagai presiden Prabowo Subianto, gubernur Ganjar Pranowo, dan gubernur Anies Baswedan tetap berada di tiga besar. mata publik untuk tahun 2024 mendatang pemilu Presiden.
Namun, dia menilai elektabilitas ketiga tokoh tersebut sedang mengalami fase stagnasi dan tidak ada satupun yang mengalami lonjakan elektabilitas yang signifikan.
HAMDAN CHOLIFUDIN ISMAIL
Klik disini untuk mendapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”