Jakarta (ANTARA) – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membuka kembali Fasilitasi Kebudayaan (FBK) pada 2022, kata Dirjen Kebudayaan Kementerian Kebudayaan, Hilmar Farid melalui rilis, Minggu.
FBK 2022 bertema Kearifan Lokal (sandang, pangan, dan papan) untuk Masa Kini dan Masa Depan, karena ketiganya merupakan landasan utama interaksi manusia dengan alam.
Dua kegiatan akan dilakukan di bawah lingkup kategori oleh penerima bantuan.
Kegiatan pertama adalah Dokumentasi Karya atau Pengetahuan Maestro yang terdiri dari merekam dan mengumpulkan karya dan pengetahuan seorang maestro.
Kegiatan kedua melibatkan pemanfaatan ruang publik yang berkisar pada pemanfaatan sarana atau prasarana publik, baik secara fisik maupun virtual, untuk kemajuan budaya.
Pendaftaran FBK 2022 dibuka mulai 14 Februari hingga 14 Maret 2022, dan seleksi proposal akan dimulai pada 14 Maret 2022 hingga 14 April 2022.
Mekanisme seleksi FBK meliputi pendaftaran, seleksi proposal, pemilihan lokasi, upload dokumen, pendirian, workshop, dan kontrak kerja.
FBK 2021 telah memfasilitasi 131 penerima dan menghasilkan program-program terbaik di bidang kebudayaan sebagai bagian dari upaya pemajuan kebudayaan.
Berita Terkait: KBRI adakan Workshop Bambu di Panama
Program-program tersebut dapat diakses melalui website fbk.id yang juga menampilkan profil singkat penerima dan kegiatan yang dapat dilakukan untuk membantu budaya fasilitasi.
Di sana juga dapat ditemukan nomor penerima FBK untuk memperluas jaringan masyarakat dalam budaya.
Selain itu informasi mengenai pengajuan proposal FBK tahun 2021 untuk tahun 2022 dapat dilakukan di dalam website.
Dengan ini, pengirim juga dapat menerima informasi tentang petunjuk teknis FBK 2022 serta ruang kontak dan konsultasi untuk meningkatkan pelayanan publik di FBK.
Bagi masyarakat atau institusi yang belum memiliki pemahaman yang baik dan ingin mendapatkan penjelasan yang lebih detail dapat memanfaatkan sesi Coaching Clinic di FBK, ujar Farid.
Sesi ini akan dilakukan melalui pertemuan online selama satu jam yang diadakan dua kali seminggu, dengan dua sesi pertemuan setiap hari, katanya.
Berita Terkait: RI mengangkat empat prioritas pendidikan dan budaya selama kepresidenan G20
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”