Kupang (ANTARA) – Jumlah penerima kredit Ultra Mikro (UMi) di Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah 18.025 hingga mencapai 40.324 per Januari 2023, menurut data Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Sepanjang tahun 2022, jumlah debitur UMi di NTT bertambah sebanyak 18.025 debitur dengan nilai pencairan yang meningkat sebesar Rp81,04 miliar,” kata Kepala Kanwil Direktorat Perbendaharaan Umum (DJPb) Kemenpar NTT, Catur Aryanto Widodo, mengatakan. dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu.
Hal itu terkait pengembangan fasilitas kredit ultra mikro (UMi) untuk mendukung usaha masyarakat di NTT hingga awal tahun 2023, tambahnya.
Widodo mengatakan sebaran UMi di NTT terus meningkat selama enam tahun terakhir.
Total nilai kredit yang disalurkan, kata dia, sudah mencapai Rp160 miliar. Penyalur terbesar UMi adalah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang menyalurkan Rp141,14 miliar.
“Meski terus meningkat, nilai sebarannya perlu ditingkatkan karena (nilai di) NTT masih lebih rendah dibanding provinsi lain,” katanya.
Selain itu, penyaluran kredit UMi di NTT juga menghadapi beberapa tantangan, seperti aksesibilitas pembiayaan UMi yang belum optimal menjangkau dunia usaha, ujarnya.
Hal ini juga disebabkan oleh terbatasnya lembaga penyalur. Sejak 2017, baru tiga lembaga keuangan non bank (LKBB) yang konsisten memberikan pembiayaan UMi, ujarnya.
Tantangan lainnya, kata dia, adalah rendahnya literasi keuangan debitur UMi, sehingga perlu adanya pembinaan kepada debitur untuk meningkatkan inklusi keuangan.
Untuk meningkatkan penyaluran ke depan, Kanwil DJPb NTT bekerja sama dengan Badan Layanan Umum (PIP) Pusat Investasi Pemerintah menambah lembaga penyalur dari koperasi, kata Widodo.
Berita Terkait: Lipat gandakan, perluas klaster KUR untuk bantu model bisnis UMKM: Jokowi
Berita Terkait: Presiden mengajak UMK memanfaatkan bunga KUR yang rendah
Berita Terkait: Pendampingan kualitas produk harus mengikuti penyaluran KUR: Menteri
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”