Dewan Redaksi (The Jakarta Post)
bagus sekali
Jakarta
Sabtu 27 November 2021
Indonesia dan Uni Eropa biasanya merupakan mitra dekat di banyak bidang, tetapi kali ini mereka saling menuntut atas “praktik perdagangan yang tidak adil” di Organisasi Perdagangan Dunia. Indonesia meminta Uni Eropa untuk membatalkan rencananya untuk melarang impor minyak sawit dari Indonesia, sementara yang terakhir bersikeras bahwa Indonesia membatalkan keputusannya untuk melarang ekspor bijih nikel.
Banyak orang Indonesia yang tahu bahwa Eropa senang “mengkhotbahkan” negara-negara berkembang tentang bagaimana bertindak dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai universal hak asasi manusia, demokrasi dan perlindungan lingkungan. Namun mereka cenderung melupakan sejarah “kekejaman kolonial” mereka di masa lalu dan menetapkan standar ganda ketika dakwah mereka secara langsung mempengaruhi kepentingan ekonomi dan politik mereka.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah menegaskan kembali bahwa dia tidak akan mundur dari keputusannya pada Januari 2020 untuk melarang ekspor bijih nikel, dan bahwa pemerintahnya sepenuhnya siap untuk menghadapi tantangan yang dihadapi Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia. Sebelumnya, Presiden berjanji akan melanjutkan rencana untuk mengajukan gugatan ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap larangan Uni Eropa terhadap minyak sawit Indonesia. Bagi presiden, ini persoalan kedaulatan Indonesia, produsen nikel dan sawit terbesar dunia.
Untuk membaca cerita lengkapnya
berlangganan sekarang
Mulai dari Rp 55.000/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- Surat kabar email harian digital
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
Atau biarkan Google mengelola langganan Anda
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”