Reporter: Filemon Agung | editor: Handoyo.
KONTAN.CO.ID – Jakarta. Berdasarkan laporan keuangan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), perusahaan listrik negara itu mengalami rugi bersih 12,14 triliun rupee pada kuartal III 2020. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, PLN berhasil membukukan laba bersih 10,84 triliun rupee. .
Sedangkan selama periode tersebut, PLN mengalami kerugian selisih kurs sebesar 22,87 triliun rupee. Kondisi ini berbalik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya karena PLN masih membukukan pendapatan devisa sebesar Rs 4,37 triliun.
Namun, PLN berhasil membukukan kenaikan pendapatan hingga kuartal III-2020. Pendapatan PLN pada kuartal III tahun ini sebesar 212,23 triliun rupee atau naik tipis 1,04% year on year (YoY). Pada kuartal III 2019, PLN membukukan pendapatan sebesar Rs 209,29 triliun.
PT PLN mencatat penjualan listrik sebesar 181.638 GWh pada kuartal ketiga tahun 2020 atau tumbuh 0,6% year-over-year dari 180.570 GWh pada kuartal ketiga tahun 2019.
“Ini membawa penjualan listrik PLN hingga September 2020 sebesar Rp 205,1 triliun, meningkat 1,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu karena perseroan mencatatkan penjualan listrik Rp 202,7 triliun. Semua itu diperoleh dengan tarif listrik yang lebih tinggi. Tidak berubah. Sejak 2017 Wakil Presiden Eksekutif, Komunikasi Perusahaan, W. Tanggung Jawab Sosial PLN Agung Murdifi dalam Keterangan Resmi, Senin (27/10).
Baca juga: PLN menambah jam listrik di 5 wilayah Papua
Agung menambahkan, kenaikan penjualan listrik tersebut didorong pertumbuhan jumlah pelanggan perseroan menjadi 77,9 juta pelanggan per 30 September 2020. Jumlah ini meningkat 3,4 juta pelanggan dibandingkan pusat pada 30 September 2019 sebanyak 74,5 juta pelanggan.
Menurut Agung, peningkatan penjualan listrik di sektor rumah tangga dan industri pertanian serta industri UMKM juga turut menopang pertumbuhan penjualan yang positif.
Untuk EBITDA perseroan hingga kuartal III tahun 2020 sebesar Rp55,9 triliun, dengan margin EBITDA sebesar 22,5%.
Agung memastikan di tengah situasi Covid-19, pemerintah memberlakukan stimulus berupa pembebasan tagihan listrik dan menurunkan biaya listrik bagi pelanggan domestik dengan rumah bertenaga 450 VA dan perpanjangan 900 VA hingga Desember 2020. Seperti diketahui, stimulus listrik ini sebelumnya diberlakukan. Untuk jangka waktu 6 bulan, yaitu dari April hingga September 2020.
“ Insentif juga diberikan dalam bentuk pembebasan biaya abanomen untuk klien sosial, komersial dan industri hingga 900 VA dan minimum account waiver (emin) untuk klien PLN sosial, komersial dan industri, termasuk layanan untuk angkatan mulai 1.300 VA yang berlaku dari Juli hingga Desember 2020, “kata Agung.
Agung mengatakan, upaya efisiensi biaya PLN dilakukan di tengah dampak pandemi Covid-19.
Hal tersebut tercermin dari efisiensi biaya penyediaan tenaga listrik (BPP) perseroan selama kuartal III tahun 2020 sebesar Rp 1.340 per kilowatt hour atau Rp 48 per kilowatt hour atau lebih kecil 3,4% dari biaya penyediaan listrik pada periode yang sama tahun lalu yang mana Jumlahnya sebesar Rp 1.388 per kWh. .
Donasi, Dapatkan Kupon Gratis!
Sebagai tanda terima kasih atas perhatiannya, ada kupon gratis senilai donasi yang bisa digunakan untuk berbelanja Toko bahagia.