TEMPO.CO, Jakarta – Polisi Indonesia tidak akan lagi menggunakan gas air mata di sepak bola stadion sebagai penyempurnaan dari aturan keselamatan dan keamanan pengendalian massa, kata Kabag Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
“Ke depan kami akan mengutamakan keamanan (stadium) stewards. Kami tidak lagi menggunakan gas air mata dan peralatan crowd control lainnya yang bisa memprovokasi penonton di stadion,” kata Prasetyo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu.
Irjen juga menegaskan kembali tekad Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut tuntas kasus tersebut secara tuntas dan cepat serta melakukan tindakan perbaikan regulasi keselamatan dan keamanan.
Polisi akan mengacu pada standar keselamatan dan keamanan yang sesuai Statuta FIFA dalam meningkatkan peraturan kepolisian terkait, katanya.
“Institusi kepolisian telah menyusun regulasi, dengan fokus mutlak pada keamanan dan keselamatan dalam mengamankan pertandingan di stadion,” kata Prasetyo.
Peraturan polisi yang baru dan disempurnakan akan mencakup keamanan pertandingan yang diselenggarakan di tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan kota, nasional, dan internasional.
“Kami akan mengatur pertandingan tingkat desa, sedangkan standar keamanan yang sama akan diterapkan di pertandingan tingkat kecamatan, kabupaten, nasional, dan internasional,” kata Kabag Humas.
Dia menegaskan, polisi mengutamakan keselamatan dan keamanan semua orang yang terkait dengan pertandingan sepak bola di stadion.
“Di antaranya penonton, atlet, ofisial, staf panitia, dan petugas keamanan,” ujarnya.
Sebelumnya, Tim Gabungan Pencari Fakta Independen (TGIPF) tragedi Stadion Kanjuruhan menyoroti kegagalan sinkronisasi peraturan polisi tentang keselamatan pertandingan sepak bola dengan peraturan FIFA terkait sebagai salah satu faktor penyebab kecelakaan itu.
TGIPF juga menemukan bahwa petugas polisi yang mengamankan pertandingan tanpa pandang bulu menggunakan gas air mata di tribun stadion dan di luar stadion, yang menyebabkan kepanikan di antara penonton dan penyerbuan berikutnya.
Tim mendorong POLISI untuk mengambil tindakan terhadap petugas yang telah menggunakan gas air mata dan pendukung yang memulai provokasi.
ANTARA
Klik disini untuk mendapatkan update berita terbaru dari Tempo di Google News
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”