Putri presiden pendiri Indonesia, Sukarno, masuk agama Hindu setelah meninggalkan Islam pada hari Selasa.
Aktivis hak asasi manusia dan pengamat politik menggambarkan langkah itu sebagai bukti pluralisme agama di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia itu.
Beberapa orang bahkan lebih jauh mengatakan bahwa perpindahan agama Sukmawati Sukarnoputri – yang akan dianggap perselingkuhan di negara-negara Muslim lainnya, termasuk Malaysia – dapat ditafsirkan sebagai penentangannya terhadap pertumbuhan Islam politik di ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu.
Pejabat di negara berpenduduk 270 juta orang, 86% dari penduduknya adalah Muslim, dalam dekade terakhir mencari peran yang lebih besar bagi Islam dalam masyarakat dan politik, sementara Indonesia terus berjuang melawan ekstremisme dan militansi.
Keponakannya, Puan Maharani, adalah salah satu dari sekelompok keturunan politik yang kemungkinan besar akan memperebutkan peran utama dalam pemilihan presiden 2024. Dia adalah putri Megawati, kakak perempuan Sukmawati, yang merupakan wanita pertama yang memegang kursi kepresidenan Indonesia sejak 2001 hingga 2004 dan terus memimpin Partai Perjuangan Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P), instrumen politik Presiden Joko Widodo.
Nama Sukarno masih dihormati karena ia adalah wajah dari gerakan nasionalis sekuler yang memenangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”