Booster berukuran bus itu diidentifikasi sebagai roket tua dari misi pendaratan di bulan 54 tahun lalu. Rudal tersebut memiliki panjang 10 meter termasuk moncong mesin dan diameter 3 meter.
Namun untuk memastikannya, peneliti harus mengidentifikasi hal-hal tersebut. (Baca juga: Keluhan kaum muda yang mudah terstimulasi: berbagai Mani, Mazi dan Wadi)
Peneliti Dr Chodas berspekulasi bahwa asteroid 2020 SO sebenarnya adalah roket Centaur yang mendorong Surveyor 2 NASA ke bulan.
Pesawat akhirnya bertabrakan dengan sisi bulan ketika salah satu pendorong gagal menembak saat bepergian. Sedangkan roket menjadi sampah luar angkasa dan mengorbit matahari.
Rudal itu akhirnya diamati pada September oleh teleskop di Hawaii. Namun peneliti menganggap pesawat itu sebagai asteroid yang akan memasuki orbit Bumi.
Mengutip The Sun, Sabtu (17/10/2020), saat ditemukan beberapa landmark yang mengarah ke objek tersebut adalah roket dan bukan asteroid. Pertama, kecepatannya hanya 1.400 km per jam, yang sangat lambat menurut standar batuan antariksa.
Selain itu, gerak di luar angkasa juga berbeda dengan asteroid. Karena roket hanyalah kaleng kosong yang ringan.
Diperkirakan misil itu akan mengorbit Bumi untuk jangka waktu empat bulan sejak November. Menurut Chodas, diragukan bahwa tubuh akan kembali ke Bumi.
Mungkin ada lusinan asteroid “palsu”, kata Chodas, tetapi gerakan mereka tidak tepat atau bercampur dengan hal-hal lain, sehingga identitas mereka sulit untuk dikonfirmasi.
(WBS)