Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) – Badan Bahasa Sumatera Selatan pada Rabu meluncurkan kamus bahasa Palembang-Indonesia versi digital atau online untuk memberikan informasi dan membantu masyarakat yang ingin membangun kosa kata bahasa Palembang.
“Kamus Bahasa Palembang-Indonesia ini untuk memudahkan masyarakat yang ingin memahami kosakata bahasa Palembang,” kata Kepala Badan Bahasa Sumsel, Umar Solikhan, di Jakarta, Rabu.
Kamus tersebut memiliki sebanyak 8.793 lemma dan sub-lemma.
Peluncuran kamus tersebut merupakan upaya untuk menjaga dan melestarikan bahasa asli kota Palembang dan mencegah kepunahannya, menurut Solikhan.
Berita Terkait: Jawa Barat menginventarisasi ternak yang terkena dampak gempa Cianjur
Pembuatan kamus digital Palembang-Indonesia ini melibatkan Badan Bahasa Sumatera Selatan, budayawan, akademisi, dan ahli bahasa Melayu-Palembang. Tim juga melakukan beberapa tes sebelum kamus diluncurkan.
Solikhan berharap kamus tersebut dapat membantu wisatawan memahami bahasa Palembang. Selanjutnya dengan bantuan kamus, masyarakat setempat khususnya generasi muda dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan kosa kata Palembang.
Kamus digital Palembang-Indonesia dapat diakses melalui https://kamus-palembang.loko.co.id/. di situs web, orang dapat memasukkan kata bahasa Palembang yang ingin mereka terjemahkan, dan artinya dalam bahasa Indonesia akan muncul.
Berita Terkait: 300 keluarga terancam stunting terdampak gempa Cianjur: BKKBN
Badan Bahasa Sumsel juga akan terus mengembangkan kamus digital Palembang-Indonesia dengan menambah lemma dan sublemma.
Sebelumnya, lembaga ini juga meluncurkan kamus Komering-Indonesia versi cetak, dan bentuk digitalnya akan diluncurkan pada 2023.
Ada enam bahasa asli di provinsi ini, yaitu Komering, Kayu Agung, Lematang, Melayu Ogan, dan Bahasa Pedamaran.
Saat ini, sudah ada tiga kamus bahasa asli Sumatera Selatan yang sudah dicetak—kamus Palembang, Muara Enim, dan Komering—sedangkan sisanya masih dalam tahap pengembangan.
Berita Terkait: Skema pemerintah untuk membantu petani yang terkena dampak gempa beralih profesi
Berita Terkait: Donor harus menyediakan makanan yang aman dan bergizi untuk korban gempa: BPOM
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”