Jakarta, CNBC Indonesia – China telah memperingatkan Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan (SCS). Pasalnya, kapal perusak AS USS John McCain memasuki Kepulauan Sheesha (Paracel) tanpa izin, Jumat (10/9/2020).
Mengutip media CGTN setempat, prosedur tersebut digambarkan berbahaya dan provokatif. China mengklaim Kepulauan Xinsha milik negara tersebut meski sejumlah negara sebenarnya memiliki pandangan serupa, yakni Vietnam dan Taiwan.
Kolonel Senior Zhang Nandong, juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media lokal, Sabtu (10/10), bahwa “Angkatan Laut China mengetahui navigasi AS dan mengirimkan angkatan laut dan udara untuk memantau penerbangan tersebut.” / 2020).
Dia mendesak Amerika Serikat untuk menghentikan operasi militernya. Dia menambahkan bahwa kedaulatan China atas Laut China Selatan tidak dapat disangkal, dan berjanji untuk menjaga integritas teritorial China dengan semua tindakan yang diperlukan.
Zhang mengatakan Amerika Serikat sering “melenturkan ototnya” dan memperkuat kehadiran militernya di arena. Menurut Zhang, hal ini sangat merugikan kedaulatan dan kepentingan keamanan China serta merusak perdamaian dan stabilitas kawasan.
Sementara itu, Americanmilitary News melaporkan bahwa Armada Ketujuh Angkatan Laut AS mengatakan bahwa McCain menggunakan hak navigasi dan kebebasan di sekitar Kepulauan Paracel. Proses tersebut menunjukkan bahwa perairan ini berada di luar apa yang secara hukum dapat diklaim China sebagai laut teritorialnya.
Cina telah mengklaim pulau-pulau di Laut Cina Selatan di bawah kebijakan sembilan garis yang diumumkan pada tahun 2009. Padahal, daerah itu terletak 1.000 mil laut dari pantai Cina.
Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga mengklaim pulau-pulau yang diklaim China, karena wilayah mereka dekat dengan pantai negara-negara tersebut. Dengan RI, China sudah resah dengan Natuna Utara.
Amerika Serikat sebelumnya secara resmi menolak klaim China ini. Amerika Serikat menggambarkan China melanggar hukum Juli lalu.
Sebelumnya, NATO diharuskan ikut memantau China di kawasan itu. Empat negara yang terdiri dari Amerika Serikat, Jepang, India, dan Australia tersebut juga disebut-sebut akan membentuk aliansi untuk mengawal China di Asia.
(Kepala / kepala)
“Zombie fanatik. Twitter nerd. Pemecah masalah. Penginjil budaya pop. Pakar media sosial yang khas.”